Vlog teman atau lawan?
Sebelum kita bahas secara mendalam
tentang vlog alangkah afdolnya kalo kita sama-sama membaca tulisan dari mbah
wikipedia.
Apa ituVlog? (Video-Blogging), atau bisa disingkat vlogging
(diucapkan Vlogging, bukan V-logging), atau vidblogging, merupakan suatu bentuk
kegiatan blogging dengan menggunakan medium video di atas penggunaan teks atau audio sebagai sumber media
utama. Berbagai perangkat seperti ponsel berkamera, kamera digital yang bisa
merekam video, atau kamera murah yang dilengkapi
dengan mikrofon merupakan modal yang mudah untuk
melakukan aktivitas video blogging.Video blogging masih dapat disebut sebagai
bentuk lain dari televisi internet. Video blogging biasanya ada juga yang
dilengkapi dengan keterangan teks atau gambar foto, serta untuk beberapa video blogging, menyantumkan metadata lainnya.
Video blogging sendiri dapat dibuat dalam bentuk rekaman
satu gambar atau rekaman yang dipotong ke beberapa bagian. Dengan perangkat
lunak yang tersedia, seseorang dapat menyunting video yang mereka buat dan
memadukannya dengan audio, serta menggabungkan beberapa rekaman ke dalam satu
gambar, sehingga menjadi suatu rekaman video blogging yang padu.Video blogging
juga memanfaatkan keunggulan dari web syndication, ia dapat mendistribusikan dirinya di internet dengan menggunakan format penyesuaian
(sindikasi), baik dengan RSS maupun Atom, untuk pemutaran
ulang dan agregasi otomatis pada perangkat mobile dan Personal Computer.
Kalo menurut ane secara
garis besarnya vlog adalah tempat penyampain informasi
,komunikasi,hiburan,lifestyle dan lainya.Cara kerjanya hampir sama dengan blog,cuman
blog dalam bentuk tulisan(artikel) sedangkan vlog dalam bentuk video yang di
upload ke youtube.Seiring perkembangan jaman yang keras ini banyak orang-orang
yang demam bikin vlog terus di upload ke youtube.Pada awalnya vlog punya dampak
yang positif bagi para kaum youtuber yang memberikan informasi dan
konten-konten yang bermanfaat melalui tayangan video,namun sekarang banyak
youtuber yang terkenal melalui vlog dengan memberikan hiburan atau hanya
ikut-ikutan agar bisa terkenal,pasalnya adalah banyak konten-konten yang bisa
dibilang kurang menarik.Disini ane ingin membahas kenapa sebagian vlog bisa
dibilang memuat konten yang kurang menarik yang ane dapet dari beberapa situs
besar yang ada di Indonesia.
1.Ajang pamer
Ajang pamer yang paling kita sering temuin diberapa vlog,seperti pamer pacar, kendaraan,makan di tempat yang mahal,pamer ini,pamer itu,pamer apa yang mau di pamerin,dan pamer sampai ngadain pameran
2.Cuma omong kosong
Beberapa konten di vlog ane bisa bilang cuma omong kosong,dengan durasi yang lumayan lama,dan Cuma menayangkan kegiatan mereka satu hari full,mulai dari bangun tidur sampai mau tidur lagi,sampe gk ada yang kita ambil manfaatnya dari vlog itu,ya kalo bisa minimal kita dapet manfaat dari video itu walaupun sedikit,tapi lumayan ada yang bisa kita petik dari video itu.
3.Pengen eksis
Orang Indonesia suatu kebiasaan yang sudah terjaga kelestariaanya yaitu latahan,bukan orang yang latah di kagetin ngomong “eh mantan-eh mantan”,tapi latahan apa yang lagi hot atau lagi rame di lakukan yang orang pasti diikutin,kaya orang jualan batu akik yang lain pada jualan batu akik,orang jualan tahu bulat yang lain pada jualan tahu bulat,sekarang orang bikin vlog yang lain pada bikin vlog suapaya eksis dan terkenal di dunia maya,sampai artis pada bikin vlog,yang isinya gk jauh dari seputar kegiatan mereka sendiri atau sesama artis lain.Agar ke eksisanya terjaga.
4.Memang gk menarik
Yang keempat mungkin rangkuman dari satu sampai tiga,memang sebagian vlog yang ada di youtube bisa dibilang gk menarik karena Cuma menceritakan kegiatan mereka dari awal bangun sampai tidur lagi,jalan-jalan bareng pacar,makan di tempat mewah dan lainya.Jadi terkesan vlog itu sperti pamer,walaupun niat para youtuber vlog itu bukan untuk pamer tapi untuk berbagi informasi,tapi memang persepsi orang pasti berbeda-beda.
Dan juga tayangan vlog
juga bisa mempengaruhi psikologis kita.Seperti yang di bahas di artikel CNN INDONESIA
yang di upload Endro Priherdityo, CNN Indonesia Kamis, 28/04/2016
13:07 WIB.
Jakarta,
CNN Indonesia -- Beberapa tahun terakhir, fenomena video blog atau vlog semakin
menjamur di masyarakat. Beberapa wajah vlogger pun menjamah layar kaca yang
semula hanya dikenal kalangan youtube atau pun blog. Fenomena munculnya vlogger
kemudian menular ke banyak anak muda di Indonesia hingga beramai-ramai membuat
berbagai video menarik. Namun menurut dosen psikologi Universitas Atma Jaya,
Vierra Della, berbagai video blog tersebut menyimpan kenyataan yang bertolak
belakang.
"Orang saat ini butuh sandaran untuk berbagi namun rendah tingkat kepercayaan pada seseorang, sehingga tidak memilih komunikasi secara langsung. Cuma masalahnya, mereka 'curhat' namun kemudian disebarkan," kata Vierra, saat berbincang dengan CNNIndonesia.com.
"Kan lucu, hal pribadi yang biasanya hanya dibagi kepada orang yang dipercaya, kemudian oleh orang yang minim percaya kepada orang lain lebih memilih percaya pada publik. Ini aneh," lanjutnya.Vierra menjelaskan pada setiap orang memiliki keinginan untuk diperhatikan, mencari kenyamanan, serta keamanan dalam sebuah hubungan antarmanusia yang dibuktikan berupa kepercayaan. Namun pada generasi saat ini, kepercayaan pada orang lain menurun.Psikolog ini menduga penyebabnya adalah kontak interpersonal yang kurang terjalin secara terbuka dengan orangtua para generasi Y sebagai kebanyakan pelaku vlogger dan pengisi demografi. Kondisi lingkungan yang semakin minim sosial, seperti perumahan yang jarang ada interaksi sosial, menjadikan mereka bergantung pada gawai untuk mencurahkan perasaan, pemikiran, atau apapun."Namun permasalahannya gawai dan media lainnya yang digunakan itu hanya bersifat cermin saja tanpa bisa memberikan jawaban atas masalah mereka," kata Vierra. "Tapi banyak juga tipe yang memang fame oriented. Mereka bangga dapat pamer diri di media sosial, mereka senang mengumbar, senang kalau banyak yang melihat. Bagi mereka yang penting terkenal," lanjutnya.
Kondisi mengumbar di media sosial ini menurut Vierra dapat menjadi taraf yang lebih berbahaya ketika pengumbar sudah tak lagi memiliki batasan hingga membahas hal yang tabu di area publik. Situasi seperti ini memungkinkan publik merespon dengan berbagai reaksi, hal yang tak bisa dihindari pengumbar sekaligus jarang diantisipasi. Respon publik yang tak siap diantisipasi akan menjadi gangguan dalam kejiwaan pengumbar."Berat bagi seseorang yang tidak bisa menjaga zona personalnya. Kalau mereka tidak tahan dan tidak siap akan reaksi publik yang datang, maka jangan heran mereka bisa bunuh diri,".Sedangkan bagi penonton, menurut Vierra juga terjadi perubahan etika. Penonton di media sosial cenderung senang membuka masalah orang lain dan mendukung para pelaku untuk semakin mengumbar masalah pribadi dan membuat mereka semakin depresi. Vierra mengatakan, dengan tidak menghiraukan umbaran masalah pribadi oleh seseorang sebenarnya melindungi kejiwaan diri sendiri dan si pengumbar. "Sebenarnya tidak salah ingin terkenal, alangkah baiknya diberi panggung namun sehat, dalam hal ini adalah prestasi," kata Vierra. "Setiap orang punya kemampuan, nah yang seperti itu jangan ditutup, makin kurang kasih sayang makin ingin jadi artis." lanjutnya.
"Orang saat ini butuh sandaran untuk berbagi namun rendah tingkat kepercayaan pada seseorang, sehingga tidak memilih komunikasi secara langsung. Cuma masalahnya, mereka 'curhat' namun kemudian disebarkan," kata Vierra, saat berbincang dengan CNNIndonesia.com.
"Kan lucu, hal pribadi yang biasanya hanya dibagi kepada orang yang dipercaya, kemudian oleh orang yang minim percaya kepada orang lain lebih memilih percaya pada publik. Ini aneh," lanjutnya.Vierra menjelaskan pada setiap orang memiliki keinginan untuk diperhatikan, mencari kenyamanan, serta keamanan dalam sebuah hubungan antarmanusia yang dibuktikan berupa kepercayaan. Namun pada generasi saat ini, kepercayaan pada orang lain menurun.Psikolog ini menduga penyebabnya adalah kontak interpersonal yang kurang terjalin secara terbuka dengan orangtua para generasi Y sebagai kebanyakan pelaku vlogger dan pengisi demografi. Kondisi lingkungan yang semakin minim sosial, seperti perumahan yang jarang ada interaksi sosial, menjadikan mereka bergantung pada gawai untuk mencurahkan perasaan, pemikiran, atau apapun."Namun permasalahannya gawai dan media lainnya yang digunakan itu hanya bersifat cermin saja tanpa bisa memberikan jawaban atas masalah mereka," kata Vierra. "Tapi banyak juga tipe yang memang fame oriented. Mereka bangga dapat pamer diri di media sosial, mereka senang mengumbar, senang kalau banyak yang melihat. Bagi mereka yang penting terkenal," lanjutnya.
Kondisi mengumbar di media sosial ini menurut Vierra dapat menjadi taraf yang lebih berbahaya ketika pengumbar sudah tak lagi memiliki batasan hingga membahas hal yang tabu di area publik. Situasi seperti ini memungkinkan publik merespon dengan berbagai reaksi, hal yang tak bisa dihindari pengumbar sekaligus jarang diantisipasi. Respon publik yang tak siap diantisipasi akan menjadi gangguan dalam kejiwaan pengumbar."Berat bagi seseorang yang tidak bisa menjaga zona personalnya. Kalau mereka tidak tahan dan tidak siap akan reaksi publik yang datang, maka jangan heran mereka bisa bunuh diri,".Sedangkan bagi penonton, menurut Vierra juga terjadi perubahan etika. Penonton di media sosial cenderung senang membuka masalah orang lain dan mendukung para pelaku untuk semakin mengumbar masalah pribadi dan membuat mereka semakin depresi. Vierra mengatakan, dengan tidak menghiraukan umbaran masalah pribadi oleh seseorang sebenarnya melindungi kejiwaan diri sendiri dan si pengumbar. "Sebenarnya tidak salah ingin terkenal, alangkah baiknya diberi panggung namun sehat, dalam hal ini adalah prestasi," kata Vierra. "Setiap orang punya kemampuan, nah yang seperti itu jangan ditutup, makin kurang kasih sayang makin ingin jadi artis." lanjutnya.
Tapi
ada juga Vlog yang menarik dari segi kontennya yaitu vlognya Sacha
Stevenson(bule yang cinta sama Indonesia).Sikan di dihat videonya https://www.youtube.com/user/sasaseno
Itulah
pembahasan singkat tentang vlog teman atau lawan?.Untuk kedepannya
mudah-mudahan vloger-vloger Indonesia lebih berinovasi dalam membuat tayangan yang
berkualitas untuk sebagai sara hiburan dan sarana informasi yang bermanfaat
bagi kita semua.
Sumber:
CNN
INDONESIA:http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160427205137-277-127093/dampak-psikologis-di-balik-tayangan-vlog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar