BAB 6
TEKNIK MEMBUAT BERITA
Dalam sebuah surat kabar dikenal ada: berita, feature, tajuk, pojok, kolom, surat pembaca, iklan. Biasanya ada pula fiksi, karikatur, foto- foto. Berita dan feature adalah fakta, pojok dan tajuk adalah opini dari pengasuh koran, kolom dan surat pembaca adalah oponi dari luar, iklan adalah sumber duit untuk penerbitan, sedangkan fiksi adalah karangan yang fiktif, bisa sebagai cerita sambung, cerpen dan sebagainya.
A. Pengertian Berita
Banyak pakar komunikasi memberikan pengertian
berita, seperti :
- Nothclife,
menekankan pengertian berita pada unsur keanehan, atau ketidaklaziman sehingga mampu menarik perhatian dan rasa
ingin tahu.
-Charnley, Mitchell, berita adalah segala sesuatu yang hangat atau aktual dan menarik perhatian sejumlah orang.
-Chilton R. Rush, berita haruslah memberikan kepuasan atau rangsangan informasi terhadap sejumlah orang pembaca.
Tidak semuah berita dapat dipublikasikan (layak muat), untuk dapat dipublikasikan sebuah berita haruslah memenuhi karateristik yang dikenal dengan nilai- nilai berita. Nilai berita digunakan untuk mengukur layak tidaknya suatu tulisan diangkat menjadi berita. Semakin tinggi nilai berita yang dikandung dalam sebuah peristiwa semakin kuat peristiwa tersebut dianggkat sebagai berita. Sebaliknya semakin rendah nilai beritanya semakin rendah pula peristiwa tersebut dianggkat sebagai berita. Masing- masing pakar jurnalistik memiliki karateristik tersendiri mengenai nilai berita, menurut Asep Syamsul M. Romli dalam bukunya Jurnalistik Praktis Untuk Pemula, menyebutkan ada empat nilai berita yaitu :
Cepat, yaitu aktual atau ketepatan waktu. Berita adalah sesuatu yang baru (new)
Nyata, yaitu informasi tentang sebuah fakta (fact) yang terdiri dari kejadian nyata, pendapat, dan pernyatan sumber berita. Penting, yaitu menyangkut kepentingan orang banyak. menarik, yaitu mengundang orang untuk membaca berita yang kita tulis.
-Charnley, Mitchell, berita adalah segala sesuatu yang hangat atau aktual dan menarik perhatian sejumlah orang.
-Chilton R. Rush, berita haruslah memberikan kepuasan atau rangsangan informasi terhadap sejumlah orang pembaca.
Tidak semuah berita dapat dipublikasikan (layak muat), untuk dapat dipublikasikan sebuah berita haruslah memenuhi karateristik yang dikenal dengan nilai- nilai berita. Nilai berita digunakan untuk mengukur layak tidaknya suatu tulisan diangkat menjadi berita. Semakin tinggi nilai berita yang dikandung dalam sebuah peristiwa semakin kuat peristiwa tersebut dianggkat sebagai berita. Sebaliknya semakin rendah nilai beritanya semakin rendah pula peristiwa tersebut dianggkat sebagai berita. Masing- masing pakar jurnalistik memiliki karateristik tersendiri mengenai nilai berita, menurut Asep Syamsul M. Romli dalam bukunya Jurnalistik Praktis Untuk Pemula, menyebutkan ada empat nilai berita yaitu :
Cepat, yaitu aktual atau ketepatan waktu. Berita adalah sesuatu yang baru (new)
Nyata, yaitu informasi tentang sebuah fakta (fact) yang terdiri dari kejadian nyata, pendapat, dan pernyatan sumber berita. Penting, yaitu menyangkut kepentingan orang banyak. menarik, yaitu mengundang orang untuk membaca berita yang kita tulis.
Agus Wahyudi seorang Wartawan Harian Suara
Merdeka biro Banyumas dalam diklat jurnalistik tingkat dasar mahasiswa se-
Jateng dan DIY 2004, suatu peristiwa bisa menjadi berita kalau mempunyai nilai
berita yant terdiri dari :
a. Dekat dengan kalayak
b. Berpengaruh terhadap hidup orang banyak
c. Melibatkan orang- orang terkenal atau ketokohan orang yang terlibat dalam
a. Dekat dengan kalayak
b. Berpengaruh terhadap hidup orang banyak
c. Melibatkan orang- orang terkenal atau ketokohan orang yang terlibat dalam
peristiwa tersebut.
d. Menyangkut angka statistik
e. Menyangkut hal- hal luar biasa atau hal biata tetapi menumbuhkan rasa simpati,
d. Menyangkut angka statistik
e. Menyangkut hal- hal luar biasa atau hal biata tetapi menumbuhkan rasa simpati,
empati,
iba, menggugah
f. Yang jelas harus aktual dan baru terjadi
f. Yang jelas harus aktual dan baru terjadi
B. UNSUR –UNSUR BERITA
Dalam penulisan berita maupun feature agar
tercipta berita yang lengkap haruslah
memenuhi unsur- unsur pokok berita, yang
dikenal dengan 5W+1H;
- What = apa yang terjadi
- Where = dimana hal itu terjadi
- When = kapan peristiwa itu terjadi
- Who = siapa yang terlibat dalam kejadian itu
- Why = kenapa hal itu terjadi
- How = bagaimana peristiwa itu terjadi
- What = apa yang terjadi
- Where = dimana hal itu terjadi
- When = kapan peristiwa itu terjadi
- Who = siapa yang terlibat dalam kejadian itu
- Why = kenapa hal itu terjadi
- How = bagaimana peristiwa itu terjadi
Suatu berita memiliki struktur berita yang terdiri dari;
1. Judul Berita/ kepala berita (head news)
JUDUL berita (News Title, Headline) adalah bagian terpenting sebuah
berita
karena bagian terpenting, maka bagian ini pula yang tersulit dalam
proses
penulisan berita. Headline (judul berita) berisi kata-kata penting
yang
menyampaikan subjek berita dan menggambarkan isi berita.
A.
Karakteristik Judul Berita
- Judul berita adalah
kalimat abstrak
- Biasanya hanya terdiri
dari 5-10 kata
- Berupa
pemikiran/gagasan lengkap
- Terdiri dari Subjek
dan Kata Kerja (Predikat) dan sering juga dilengkapi Objek
B.
Tujuan Judul Berita: Menarik Perhatian Pembaca
Saat membuat judul, tanyalah diri sendiri: "Jika pembaca melihat 5-10 kata yang saya tuliskan, apakah mereka akan tahu ini berita tentang apa?"
Saat membuat judul, tanyalah diri sendiri: "Jika pembaca melihat 5-10 kata yang saya tuliskan, apakah mereka akan tahu ini berita tentang apa?"
Aturan TerpentingJudul harus benar-benar akurat dan mencerminkan isi
berita. Akurasi adalah segalanya. Jangan
menipu pembaca dengan judul yang berbeda dengan isi berita
C.
Yang Harus Dilakukan sebelum Membuat Judul
-
Pahami berita secara menyeluruh sebelum menuliskan judulnya.
-
Buatlah judul berdasarkan "main idea" (inti berita) yang mestinya
ada di alinea pertama, awal naskah, atau bagian introduksi (lead/teras).
-
Jangan gunakan dalam judul fakta-fakta yang tidak ada di naskah berita.
(Judul harus mencerminkan isi).
-
Jangan mengulang kata yang sama dalam judul.
-
Jika beritanya berupa berita opini, maka judulnya pun harus sudah
mencerminkan hal itu.
-
Hindari ambiguitas, makna ganda, menimbulkan tafsiran beragam, dan bernada
menuduh.
-
Harus Mencerminkan
Isi, Judul berita harus mencerminkan isi berita.
Orang begitu membaca judul sudah memperkirakan isi yang bakal dimaktub dalam
berita itu.
-
Perhatikan Penggunaan
Nama, Judul yang berisikan nama seseorang
sebaiknya hanya digunakan pada tokoh yang dikenal luas di kalangan masyarakat.
Wartawan yakin pembaca mengenal nama itu dan tidak menimbulkan bias pada nama
lain. Ini sesuai dengan jargon berita bahwa nama besar membuat berita.
-
Perhatikan Judul
Pertanyaan, Wartawan diingat untuk hati-hati
menggunakan judul pertanyaan, karena tidak setiap berita bisa menggunakan judul
jenis ini. Namun judul pertanyaan efektif menggoda pembaca ketika wartawan
menulis peristiwa atau kasus krusial yang menyita perhatian masyarakat semisal
pengusutan korupsi. Kondisi tertentu mendorong wartawan menggunakan judul ini.
Misalnya, wartawan memproleh fakta-fakta yang valid tentang peristiwa atau
kasus tertentu, tetapi pejabat berwenang atau orang-orang yang terlibat di
dalamnya tidak mau memberikan konfirmasi. Selain itu, judul pertanyaan lebih
sering digunakan pada laporan investigasi.
-
Perhatikan
Judul
Kutipan, Hampir sama dengan judul pertanyaan, judul kutipan
juga harus hati-hati digunakan. Ada persyaratan dalam berita itu jika ingin
menggunakan judul kutipan, antara lain isi dari kutipan itu sangat kuat secara
kemanusiaan atau akan memunculkan persepsi yang krusial.
D.
Pilihan Kata Saat Membuat Judul
-
Spesifik, akurat, jelas, dan ringkas
-
Jangan mengulang kata kunci (keywords) di judul yang sama.
-
Hindari nama, frasa, dan singkatan yang samar atau tidak diketahui.
-
Hindari judul yang bernada menyerang, mengecam, atau mempersalahkan.
-
Tidak ada judul yang dimulai dengan kata kerja.
-
Judul berupa kalimay lengkap --minimal Subjek dan Predikat
2. Dateline
Dateline, ialah teks berisi keterangan singkat dalam suatu artikel berita. Isinya mencantumkan soal di
mana dan kapan berita/cerita itu terjadi, ditulis, atau dilaporkan, meski untuk
tanggalnya sendiri sering tidak dituliskan. Jika artikelnya diterbitkan ulang
dari jejaring sindikat berita, organisasi penyalur juga dicantumkan (meski yang
pertama kali merilis tidak perlu ditampilkan). Secara tradisional, dateline ditempatkan di baris pertama teks
artikel, sebelum kalimat pertama. Nama tempat ditulis pertama kali, biasanya
dimulai dengan namakota di mana pewarta menulis atau menyampaikan laporannya. Nama
kota ini biasanya dicetak dalam huruf kapital, meski ini juga bisa beragam
antar satu media dengan lainnya. Selanjutnya diikuti oleh nama regional
dan/atau nama negara dari kota tersebut, tapi bisa saja tidak dicantumkan jika
nama kotanya sudah luas dikenal baik itu karena kedudukan politis atau luas
areanya (misalnya ibukota negara). Setelah itu, disusul
dengan tanggal berita, diikuti tanda baca strip dalam apitan spasi kosong ( -
), baru setelah itu dituliskan isi artikelnya itu sendiri.
Contoh:
Sebuah
dateline surat kabar umumnya terbaca sebagai berikut :
BANDUNG, Indonesia, 5 Juni - Program #ReboNyunda yang dicanangkan
...
Berita yang sama jika
misalnya diambil dari layanan Associated Press (AP) maka akan
tampil sebagai berikut Sebuah dateline surat
kabar umumnya terbaca sebagai
berikut
:
BANDUNG, Indonesia, 5 Juni - Program #ReboNyunda yang dicanangkan ...
3. Teras Berita
Teras berita adalah bagian berita yang terletak
dialinea atau paragraf pertama
sampai
kedua, lead yang bagus tidak lebih dari 30 sampai 35 kata
atau tigabarisan ketikan. Usahakan lead yang
“bicara”, Teras Berita yang ideal adalah yang
menggandung unsur 5W + 1 H. Unsur 5 W + 1 H yang dimaksud adalah What (Apa), Who (Siapa), Why (Kenapa), When (Kapan), Where (Dimana) dan How (Bagaimana). Namun tidak ada urutan
rumus yang pasti dalam menempatkan mana yang harus lebih dulu ditulis.
Dalam memudahkan
seorang wartawan untuk membuat teras berita, Melvin Mincher merumuskan
apa yang harus dilakukan wartawan dalam membuat sebuah lead.
Pertama seorang
wartawan haruslah menanyakan kepada dirinya sendiri tentang fakta-dakta yang
ditemukan di lapangan. Pertanyaan yang harus ditanyakan adalah:
1.
Apa yang unik,
atau paling penting atau tidak biasa dari sebuah kejadian?
2.
Siapa yang
terlibat – siapa yang melakukan atau siapa yang memberikan penjelasan?
Setelah berhasil
menjawab dua pertanyaan diatas maka seorang wartawan harus menjawab pertanyaan
untuk membentuk sebuah lead:
1.
Lead jenis
apa yang lebih tepat dipakai
2. Gaya bahasa seperti apa yang akan dipakai di
dalam lead
3. Apa yang lebih membuat pembaca tertarik untuk
ditempatkan diawal.
Untuk memudahkan
dalam menulis maka lead diklasifikasikan menjadi beberapa
jenis:
1. Summary Lead, jenis ini cukup
berisi ringkasan singkat tentang inti yang terjadi dalam sebuah kejadian. Lead jenis
ini yang biasa dipakai untuk berita singkat seperti straight news ataupun flash
news. Lead jenis ini menyajikan unsur 5W + 1 H didalamnya
secara singkat.
2.
Comprehensive
lead, jenis ini menggambarkan secara keseluruhan
gambaran dari sebuah kejadian. Lead jenis ini biasa juga
disebut roundup lead. Lead jenis ini
menekankan unsur “kapan” dalam pembukaan yang menjadi esensi berita yang
diikuti oleh fakta-fakta lainnya.
3.
Accident lead,
jenis ini adalah kombinasi dari summary lead dan comprehensive
lead. Yang menjadi ciri khas darilead jenis ini karena lead ini
lebih menekankan pada unsur “siapa” pada penulisannya.
4. Punch lead, jenis ini
dimulai dengan menuliskan fakta terbesar, dan terpenting dalam berita. Jenis
ini disebut punch lead karena “guncangan” akan dirasakan
pembaca pada baris kalimat dan akan terus membaca berita tersebut.
5. Crusade lead, jenis ini
digunakan untuk mengkampanyekan atau menjelaskan suatu kejadian yang tidak
pasti.
6.
Astonisher lead,
jenis ini ditunjukan untuk membuat pembaca tercengang sehingga akan timbul rasa
penasaran untuk membaca kelanjutan berita tersebut.
7.
Explosive lead,
jenis ini adalah jenis lead yang biasa digunakan untuk menulis
berita yang mengagetkan para pembaca.
8.
You-and-I lead,
jenis ini biasa digunakan untuk berita yang membutuhkan kedekatan antara berita
dengan pembaca. Hal ini agar pembaca merasa lebih dekat secara emosional dan
menarik untuk membaca berita tersebut.
9. Suspended-Interest lead,
jenis ini menggunakan fakta tambahan diawal dan memindahkan fakta utama di
belakang lead.
10. Question lead, jenis ini
menggunakan pertanyaan untuk memulai bertia yang akan disampaikan.
11.
Quote lead,
jenis ini menggunakan kutipan dari perkataan narasumber sebagai awalan berita
yang akan disampaikan.
12. Dependent lead, jenis ini
digunakan untuk memberi tekanan pada sebab-akibat dari sebuah kejadian.
Biasanya leadjenis ini menggunakan kata hubung pada awal kalimat.
13. Than-and-Now lead, jenis ini biasa
digunakan untuk menambah kesan dramatis pada sebuah berita dengan menggambarkan
dulu dan sekarang.
14. Here-and-There lead,
Jenis ini biasa digunakan untuk membandingkan satu tempat dengan tempat
lainnya.
15. Epigram lead, jenis ini menggunakan
sajak atau ungkapan pendek untuk mengawali lead. Ungkapan
tersebut bisa berarti baik ataupun sebaliknya.
4. Body
Body
atau tubuh berita berisi peristiwa yang
dilaporkan dengan bahasa yang singkat padat, dan jelas. Dengan demikian, body
merupakan perkembangan berita.
Selain
unsur tersebut, dalam berita harus terdapat unsur-unsur 5W + 1 H, yakni :
1. What : Apa yang terjadi di dalam suatu
peristiwa?
2. Who : Siapa yang terlibat di dalamnya ?
3. Where : Dimana terjadinya peristiwa itu?
4. When : Kapan terjadinya?
5. Why : Mengapa peristiwa itu
terjadi?
6. How : Bagaimana terjadinya?
Dalam
soal ujian, keenam unsur tersebut tidak harus lengkap. Bagian berita yang
dikembangkan biasanya berupa tubuh berita (Body).
Tubuh berita dapat disusun dengan susunan piramida terbalik,
dengan susunan kronologis, maupun dengan susunan di mana informasi penting
diletakkan di belakang.
Selain teknik penyusunan tubuh berita, membuat
berita yang baik juga dapat dilaksanakan dengan memperhatikan kesatuan tubuh
berita. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengulangi kata-kata kunci; memakai
kata maupun frase transisi yang tepat serta menyusun struktur berita dengan
benar dan mengalir.
Di samping itu kekuatan tubuh berita dapat pula
dibangun dengan menyertakan kutipan, baik langsung maupun tidak langsung, dari
sumber berita; menyertakan nama/jabatan sumber berita (attribution); memberi
identifikasi yang jelas tentang siapa sumber berita serta menyertakan latar
belakang berita.
1.
Penerapan Penulisan Berita
Setelah mendapatkan fakta-fakta secara lengkap di
lapangan, maka pekerjaan berikut adalah menuangkannya ke dalam tulisan yang
sesuai dengan prinsip-prinsip jurnalistik yang baik. Pada bagian ini Anda telah
mempelajari apa yang harus dipertimbangkan dalam proses pembuatan tulisan
jurnalistik, yakni: melaporkan secara menyeluruh, menuliskannya secara
sistematis dan berstruktur, menggunakan tata bahasa yang benar dan tepat,
hemat, serta menghadirkan intensitas dan warna. Tiga hal yang disebutkan
belakangan dapat terpenuhi jika Anda menerapkan prinsip-prinsip bahasa
jurnalistik. Terakhir, sebelum Anda menerbitkan tulisan Anda, pertimbangkan
akan ketentuan hukum yang berkaitan dengan dunia pers dan kode etik akan
menjadikan Anda seorang wartawan yang bijaksana.
2. Analisis Tulisan
Setelah mengamati dan menganalisis contoh tulisan
jadi yang disiarkan media massa, Anda dapat merasakan betapa sebenarnya tidak
mudah untuk membuat tulisan yang baik. Kurangnya informasi yang digali dari
lapangan, menyebabkan tidak jelasnya laporan yang ditulis. Informasi yang
lengkap pun belum tentu dengan sendirinya menjamin laporan yang dibuat akan
baik. Pengabaian prinsip-prinsip penulisan yang dibahas di awal modul ini juga
akan membuat laporan yang dihasilkan kurang sempurna. Jebakan lain yang mungkin
kurang disadari penulis adalah berlebihnya hasil reportase sehingga penulis
merasa sayang untuk membuang keterangan yang tak perlu.
5. Penutup
1. Penutup
Feature
Jika
badan berita sudah selesai, tinggallah membuat penutupnya. Dalam berita, tidak
ada penutup. Untuk feature, setidak-tidaknya ada empat jenis penutup.
2. Penutup
Ringkasan:
Sifatnya merangkum kembali cerita-cerita yang lepas untuk mengacu kembali ke intro awal atau lead.
Sifatnya merangkum kembali cerita-cerita yang lepas untuk mengacu kembali ke intro awal atau lead.
3. Penutup
Penyengat:
Membuat pembaca kaget karena sama sekali tak diduga-duga. Seperti kisah detektif saja. Misalnya, menulis feature tentang bandit yang berhasil ditangkap setelah melawan. Kisah sudah panjang dan seru, pujian untuk petugas sudah datang, dan bandit itu pun sudah menghuni sel. Namun, penutup feature adalah: Esok harinya, bandit itu telah kabur kembali. Penutup ini disimpan sejak tadi.
Membuat pembaca kaget karena sama sekali tak diduga-duga. Seperti kisah detektif saja. Misalnya, menulis feature tentang bandit yang berhasil ditangkap setelah melawan. Kisah sudah panjang dan seru, pujian untuk petugas sudah datang, dan bandit itu pun sudah menghuni sel. Namun, penutup feature adalah: Esok harinya, bandit itu telah kabur kembali. Penutup ini disimpan sejak tadi.
4. Penutup
Klimaks:
Ini penutup biasa karena cerita yang disusun tadi sudah kronologis. Jadi, penyelesaiannya jelas. Di masa lalu, ada kegemaran menulis penutup yang singkat dengan satu kata saja: Semoga. Sekarang, hal seperti ini menjadi tertawaan. Ini sebuah bukti bahwa setiap masa ada kekhasannya.
Ini penutup biasa karena cerita yang disusun tadi sudah kronologis. Jadi, penyelesaiannya jelas. Di masa lalu, ada kegemaran menulis penutup yang singkat dengan satu kata saja: Semoga. Sekarang, hal seperti ini menjadi tertawaan. Ini sebuah bukti bahwa setiap masa ada kekhasannya.
5. Penutup
Tanpa Penyelesaian:
Cerita berakhir dengan mengambang. Ini bisa merupakan taktik penulis agar pembaca merenung dan mengambil kesimpulan sendiri, tetapi bisa pula masalah yang ditulis memang menggantung, masih ada kelanjutan, tetapi tidak pasti kapan.
Cerita berakhir dengan mengambang. Ini bisa merupakan taktik penulis agar pembaca merenung dan mengambil kesimpulan sendiri, tetapi bisa pula masalah yang ditulis memang menggantung, masih ada kelanjutan, tetapi tidak pasti kapan.
C. Bentuk dan Jenis Susunan Berita
Bentuk susunan berita :
1. Bentuk Piramida
terbalik; dalam penulisan berita dimulai atau diawali dari berita yang dianggap
paling penting, setelah itu diikuti hal- hal yang kurang penting. Bentuk ini
sering dipakai untuk menulis berita- berita langsung (straight news). Bagian
paling penting dituangkan dalam lead atau alinea pertama berita
2. Bentuk Piramida
tegak; penulisan berita diawali dari hal- hal yang kurang penting, kemudian
diikuti kehal- hal yang makin lama makin penting.
Bentuk Pararel; penulisan berita ini antara alinea- alinea awal, pertengahan hingga akhir dianggap memiliki bobot yang tidak jauh berbeda.
Bentuk Kronologis; penulisan bentuk ini memaparkan data- data atau informasi secara berurutan. Antara alinea awal, pertengahan sampai akhir berita merupakan proses waktu atau peristiwa yang sulit untuk dipisahkan.
Bentuk Pararel; penulisan berita ini antara alinea- alinea awal, pertengahan hingga akhir dianggap memiliki bobot yang tidak jauh berbeda.
Bentuk Kronologis; penulisan bentuk ini memaparkan data- data atau informasi secara berurutan. Antara alinea awal, pertengahan sampai akhir berita merupakan proses waktu atau peristiwa yang sulit untuk dipisahkan.
Dalam jurnalistik ada tiga macam tulisan yang
biasanya dipakai media massa yaitu :
1.Straight News : berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas dan padat akan unsur 5W+1H pada lead dan menggunakan piramida terbalik.
2.Feature : berita yang disajikan dalam bentuk
yang ringan yang rekreatif, santai bahkan humanitif. Tulisan ini dimaksudkan
untuk membuat senang atau menggugah simpatik pembaca dari suatu kejadian yang
menyangkut aspek kehidupan. Feature merupakan karangan khas dengan menggunakan
fakta, data yang dituangkan dalam tulisan berbentuk kisah. Menulis feature
menggunakan bahasa bertutur, menceritakan dan memaparkan suasana mulai dari
suasana kejadian, suasana yang sudah terjadi sampai pada suasana hanyut.
3.Laporan :
berita yang ditulis secara detail dengan model Investigation News dan biasanya
untuk kasus- kasus tidak tercover dalam straight news dan hard news. Keunggulan
tulisan ada pada utuhnya persoalan yang ditampilkan, detail data yang
disajikan, sudut pandang yang ditawarkan bahkan sisi- sisi yang sebelumnya
belum terunggkap. Daya tarik laporan adalah data lengkap, runtut, dan format
tulisan enak dibaca karena berdasarkan investigasi yang menyeluruh dan detail
dari sang reporter.
D.
Langkah- Langkah Penulisan
Hal- hal yang harus diperhatikan dalam
penulisan berita:
1.
objektif, seorang wartawan harus menjaga jarak dengan peroistiwa yang
diangkatnya sebagai berita, dengan demikian seorang wartawan dilarang
melibatkan kepentingan pribadi dan pandangan subyektif atas peristiwa. Namun
tulisan harus faktual atau dituliskan berdasarkan fakta dan data yang benar-
benar ditemukan dilapangan.
2. Cover
both side, tulisan harus seimbang dan berusaha mencantumkan semua pihak yang
terlibat dalam peristiwa.
Prinsip hemat kata, prinsip dasar komunikasi menghendaki agar komunikasi berjalan dengan cepat dan jelas, dalam waktu dan ruang yang relatif terbatas, selain itu perhatikan penggunaan bahasa yang hemat dan maksud serta inti dari tulisan bisa dipahami. Hal ini agar berita efisien dan efektif, baik dari pemilihan diksi, membentuk kalimat, penyusunan alinea, hingga membentuk plot seefektif mungkin, yang terpenting dalam penulisan berita adalah pembaca mudah mencerna informasi yang disampaikan.
Berita harus menggandung unsur 5W+1H, artinya dalam berita harus dijelaskan peristiwa apa yang ditulis, siapa saja yang terkait, kapan itu terjadi, dimana terjadinya dan bagaimana rangkaian peristiwa tersebut.
Prinsip hemat kata, prinsip dasar komunikasi menghendaki agar komunikasi berjalan dengan cepat dan jelas, dalam waktu dan ruang yang relatif terbatas, selain itu perhatikan penggunaan bahasa yang hemat dan maksud serta inti dari tulisan bisa dipahami. Hal ini agar berita efisien dan efektif, baik dari pemilihan diksi, membentuk kalimat, penyusunan alinea, hingga membentuk plot seefektif mungkin, yang terpenting dalam penulisan berita adalah pembaca mudah mencerna informasi yang disampaikan.
Berita harus menggandung unsur 5W+1H, artinya dalam berita harus dijelaskan peristiwa apa yang ditulis, siapa saja yang terkait, kapan itu terjadi, dimana terjadinya dan bagaimana rangkaian peristiwa tersebut.
Sebuah berita harus ditulis dalam piramida
terbalik . Dalam pola ini maka data yang paling pentingt harus diletakan
dialinea- alinea pertama. Dengan demikian semakin atas letak alinea, semakin
penting pula data yang dikandungnya, alinea pertama yamg disebut dengan lead
merupakan alinea terpenting. Sebab dalam lead inilah termuat angel(sudut
bidik), berita dan inti yang dipaparkan.
E. Proses atau tahap menulis atau menyusun
berita;
1.Fact Organizing:
Yaitu pengorganisasian/ pengumpulan fakta oleh
wartawan yamg akan menulis berita.Apakah itu hasil interview, kejadian
langsung, ataupun menggunakan data- data tertulis yang telah tersedia.
2.Lead Decission
Yaitu penentuan lead untuk teras berita. Ingat, gagal menentukan lead, bisa berarti gagal menulis berita
Yaitu penentuan lead untuk teras berita. Ingat, gagal menentukan lead, bisa berarti gagal menulis berita
3.Word Selection
Yaitu pemilihan kata- kata yang cocok, untuk mendukung penulisan berita, usahakan alur yang runtut, jangan melompat- lompat sehingga dapat mengganggu pemahaman pembaca.
Yaitu pemilihan kata- kata yang cocok, untuk mendukung penulisan berita, usahakan alur yang runtut, jangan melompat- lompat sehingga dapat mengganggu pemahaman pembaca.
4.Start To Write
Ambil mesin ketik atau komputer, kertas, jika perlu referensi pendukung. Konsentrasilah dalam menulis sehingga tidak keliru.
Ambil mesin ketik atau komputer, kertas, jika perlu referensi pendukung. Konsentrasilah dalam menulis sehingga tidak keliru.
F. Teknik 3 M
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, teknik diartikan
cara sistematis mengerjakan sesuatu. Dalam pembelajaran, teknik merupakan suatu
kiat, suatu siasat, atau penemuan yang digunakan untuk menyelesaikan serta
menyempurnakan suatu tujuan langsung.
Teknik 3M merupakan singkatan dari
mengamati, meniru, dan menambahi. Seperti kata pakar bahwa di kolong langit ini
tidak ada yang baru, teknik 3M ini pun sesungguhnya bukanlah hal yang sangat
baru. Penulis terilhami dari apa yang diajarkan Mardjuki ( dalam Harefa,
2002:31), seorang penulis kreatif yang cukup dikenal oleh para wartawan di
Yogyakarta di tahun 80-an, kepada calon-calon penulis muda, yaitu dengan 3N-nya
(niteni, norokke, nambahi).
Mengamati diartikan sebagai kegiatan
melihat dengan cermat dan teliti mengenai sebuah objek. Dalam kaitannya dengan
pembelajaran menulis teks berita, siswa mengamati model teks berita yang dimuat
dalam surat kabar atau yang disediakan guru. Hasil yang diharapkan dari
kegiatan mengamati adalah pembelajar menemukan unsur-unsur berita dan pola-pola
penulisan teks berita. Teknik mengamati ini ternyata selaras dengan beberapa
pilar dalam Pendekatan Kontekstual, yaitu inkuiri.
Menirukan dalam konteks pembelajaran
bukan diartikan sebagai kegiatan “menjiplak”. Hal yang harus ditiru bukan kata
per kata, kalimat per kalimat tetapi unsur-unsur yang harus ada dalam teks
berita dan pola-pola penulisan teks berita sehingga siswa dapat menulis teks
berita dalam berbagai pola dan variasi. Teknik meniru tidak jauh beda dengan
konsep pemodelan dan kontruksivisme dalam Pendekatan Kontekstual.
Menambahi merupakan wahana bagi siswa
untuk memberikan warna khas terhadap tulisannya sehingga berbeda dengan objek
tiruannya. Artinya, bila dalam objek tiruan ada unsur-unsur berita yang belum
tertulis, siswa menambahi sehingga menjadi lebih lengkap unsur-unsur beritanya.
Aplikasi Teknik 3M dalam Pembelajaran
Menulis Teks Berita. Aplikasi teknik 3M dalam pembelajaran menulis teks berita seperti
halnya kegiatan pembelajaran pada umumnya, meliputi kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
G. Ciri-ciri Berita
Suatu tulisan akan dikelompokkan menjadi berita jika mengandung 4 ciri
yaitu: Aktual, faktual, penting, dan menarik.
1.
Aktual artinya
hangat, terbaru, terkini atau tidak ketinggalan zaman (up
to date) atau masih aktual, masih baru
dan masih sesuai untuk
dibicarakan.
2.
Faktual artinya ada
faktanya, benar-benar terjadi, objektif, sumbernya
jelas dan dapat dibuktikan.
3.
Penting berarti dapat
dijelaskan dari dua sisi. Pertama dianggap penting
karena sifatnya yang sangat berdampak
besar bagi masyarakat atau
pemerintah, seperti: kebijakan
pemerintah, peristiwa yang sedang
melanda
negara, atau hal lain yang perlu diketahui semua lapisan
masyarakat. Kedua penting dari sisi asal
atau sumber berita. Biasanya
menyangkut tokoh atau orang yang
memberitakan.
4.
Menarik artinya memicu
rasa ingin tahu pembaca. Rasa ingin tahu
pembaca itu dapat dilihat dari sifatnya
yang dapat memenuhi keinginan
kuat pembaca untuk mengetahuinya. Salah
satunya dilihat dari sisi
penyajian, kemasan atau penyampaian
isi berita itu sendiri.
H. CONTOH BERITA
1. Contoh Teks
Berita tentang Kecelakaan
Berikut
ini adalah contoh teks berita tentang peristiwa kecelakaan kereta api , selasa
15/12/2015 di Medan.
Keluar Jalur, Kereta
Api Sri Lelawangsa Tabrak Tembok Pembatas Rel
Empat
rangkaian gerbong kereta jurusan Medan-Binjai keluar dari jalur dan menabrak
tembos pembatas rel di kawasan Jalan M.T Haryono kota Medan, Selasa
(15/12/2015) (What, Where, When)
Peristiwa
ini membuat warga setempat panik, pasalnya rangkaian kereta ini tiba-tiba memasuki
jalur rel yang telah lama ditutup atau tidak difungsikan lagi.
Kereta
penumpang Sri Lelawang Syah jurusan Medan-Binjai ini melaju kencang hingga
pindah ke jalur kosong yang buntu dan tidak terintegrasi ke jalur lainnya
sehingga menabrak tembok pembatas yang berada sekitar 100 meter dari stasiun
besar kereta api Medan. (How)
Beruntung
tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini. Di duga kereta tiba-tiba berpindah
jalur karena ada kelalaian operator. Namun, kepala stasiun besar kereta api
Medan, Nahruddin, yang tiba dilokasi kejadian belum memberikan keterangan
terkait penyebab kecelakaan ini. (Why,
Who)
3. Contoh Teks Berita
tentang Politik
Temukan
Pelanggaran, KPU Poso Gelar Pemilihan Ulang
Komisi
Pemilihan Umum Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, menggelar pemilihan ulang pada
Sabtu, (12/12/2015), menyusul temuan pelanggaran saat tanggal 9 Desember lalu.
(What, When, Why)
Sebanyak
549 pemilih di TPS 3 di salah satu kelurahan di Kecamatan Poso Kota Utara
memilih ulang. (Where)
Panwaslu
Kabupaten Poso mengatakan pemilihan ulang diputuskan setelah ada pelanggaran
oleh salah seorang pemilih yang menerima lebih dari 1 surat suara (Why)
Dalam
pemilihan ulang penyelenggara juga mengganti ketua dan seluruh anggota KPPS.
Pelaksanaan pemilihan ulang pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Poso yang di
ikuti 4 pasangan berjalan dengan lancar dengan penjagaan dari aparat
kepolisian. (How)
4. Contoh teks berita tentang Kriminal
Polisi
Bongkar Sindikat Penjual Sabu di Bekasi
Sindikat
penjualan narkoba jenis sabu berhasil dibongkar oleh Satuan Reserse Narkoba
Polres Kota Bekasi, Jawa Barat. Senin (14/12/2015).(What, When, Where)
Dari
operasi ini polisi berhasil menangkap empat orang tersangka dan menyita 13 kg
sabu. Pengungkapan ini berawal dari penangkapan tersangka berinisial DK di
Jembatan Caman Kelurahan Jati Bening, Bekasi. (What, How, Who).
Dari
tangan tersangka pihak kepolisian berhasil menyita 1,24 gram sabu. Dari
pengembangan kasus polisi berhasil mengungkap pengedar berinisial RD di wilayah
Johar Baru, Jakarta Pusat. (What,
Why)
Polisi
berhasil menyita 24 bungkus plastik sabu dengan berat total 13 kg atau setara
dengan Rp. 19,5 milyar. Pengedar RD adalah mantan residivis dengan kasus yang
sama. (What, Who)
The Borgata Hotel Casino & Spa, Atlantic City - DrMCD
BalasHapusThe Borgata Hotel Casino & Spa is an Atlantic City luxury 과천 출장마사지 resort 경기도 출장마사지 casino and casino. The casino's 40000 square foot 밀양 출장안마 gaming space 진주 출장샵 features more than 성남 출장마사지 2,300 slots,