Senin, 25 April 2016

Teori The Spiral Of Silence "Penulisan Gunadarma University"

Elizabeth Noelle – Neumann (seorang profesor emeritus penelitian komunikasi dari Institute Fur Publiziztik Jerman) adalah orang yang memperkenalkan teori spiral keheningan/kesunyian ini. Toeri ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 1984 melalui tulisan yang berjudul the spiral of silence. Secara ringkas teori ini menjawab pertanyaan, mengapa orang – orang dari kelompok minoritas sering merasa perlu untuk menyembunyikan pendapat dan pandangannya ketika berada dalam kelompok mayoritas. Seorang sering merasa perlu menyembunyikan sesuatunya ketika berada dalam kelompok mayoritas.
            Bahkan orang – orang yang sedang berada dalam kelompok mayoritas sering merasa perlu untuk mengubah pendiriannya, ia akan merasa sendiri. Hal ini bisa diamati pada individu yang menjadi masyarakat pendatang disuatu kelompok tertentu.ia merasa perlu diam seandainya pendapat mayoritas bertolak belakang dengan pendapat dirinya atau kalau pendapat itu tidak merugikan dirinya, bahakan ia sering merasa perlu untuk mengubah pendirian sesuai dengan kelompok mayoritas tempat dia berada.
Teori spiral kebisuan mengajukan gagasan bahwa orang – orang yang percaya bahwa pendapat mereka mengenai berbagai isu publik merupakan pandangan minoritas cenderung akan menahan diri untuk mengemukakan pandangannya, sedangkan mereka yang meyakini bahwa pandangannya mewakili mayoritas cenderung untuk mengemukakan kepada orang lain. Noelle-neumann menyebut situasi tersebut sebagai spiral keheningan yang terjadi ketika orang mengemukakan opininya karena merasa pandangannya mewakili pandangan populer memilih untuk diam. Proses ini terjadi dalam pola atau bentuk menyerupai spiral sedemikian rupa sehingga satu pendapat akan terakhir dengan publisitas dan popularitas tinggi, sedangkan pendapat lainnya akan berakhir dengan publisitas dan popularitas.
Dari penjelasan diatas, kaum minoritas tenggelam dalam kebungkamannya terhadap kaum mayoritas. Mayoritas disini berarti sekelompok orang yang aktof/vocal dalam forum diskusi dak kaum minoritas merupakan kaum yang meng”iya”kan saja apapun yang berlangsung selama forum diskusi berlangsung. Kaum minoritas yang menjadi sasaran penulis pada makalah ini adalah sekelompok mahasiswa yang sering bungkam (diam) dalam forum diskusi akibat terdominasi oleh sekelompok orang yang terlalu aktif (mayoritas)

       
   Adapun pemikiran dalam teori ini yaitu manusia mengetahui opini mana yang umum dan mana yang tidak.dan manusia tidak segan untuk membuat tebak –tebakkan tetang opini masyarakat dan memiliki pemahaman tentang presentase populasi untuk dan melawan kedudukan tertentu.
  • Ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi pengungkapan opini seseorang, anak muda lebih ekspresif dari pada yang lebih tua, orang yang berpendidikan akan lebih kritis dari pada orang yang tidak berpendidikan, dan laki-laki umumnya lebih memiliki keinginan untuk mengungkapkan opininya dari pada wanita. Spiral keheningan sepertinya disebabkan oleh rasa takut akan pengasingan.
  • Ada beberpa pengalaman yang menekankan perasaan tidak berdaya. Kesulitan dalam mendapatkan publisitas untuk sebuah sudut pandang, dan dikorbankan oleh media dalam yang neolle-neumann.
            Teori spiral keheningan dapat dianggap sebagai bagian dari tradisi sosiopsikologis karena penekanannya pada apa yang manusia lakukan dalam menghadapi situasi yang mereka hadapi. Kajian Noelle – Neumann ini menitik beratkan peran opini dalam interaksi sosial. Sebagaimana kita ketahui, opini publik sebagai isu kontroversial akan berkembang pesat saat dikemukakkan melalui media massa. Jadi ada kaitan yang erat antara opini dengan media massa. Opini yang berkembang pada minoritas yang lebih cenderung pada seseorang untuk diam, karena kelompok minoritas dapat dipengaruh dari isu –isu media massa.
      Diam (silence) memiliki maksud yang berbeda-beda. Ada yang beranggapan bahwa”diam berarti setuju”,” diam bukan berarti setuju”, bahkan ada yang beranggapan bahwa”diam adalah emas”. Diam adalah emas biasanya berlaku pada konteks teori spiral of silence. Daripada ngomong yang belum tentu didengar pendapatnya, maka lebih baik diam. Makna diam yang kedua, yakni diam bukan berarti setuju, juga masih dalam kerangka teori ini. Orang sering merasa lebih aman jika tidak mengeluarkan pendapatnya di forum-forum tertentu karena berbagai alasan. Misalnya karena tidak ada yang bakalan mendukung pendapatnya atau ia dalam posisi minoritas atau mungkin malahan ia merasa inferior. Sedangkan diam berarti setuju biasa terjadi pada peminangan dimasa dulu ketika seorang gadis dilamar atau dipinang oleh seorang pemuda. Dengan tanda diam berarti ia setuju untuk dijodohkan dengan pemuda tersebut.

Ungkapan "spiral kebisuan" sebenarnya merujuk kepada bagaimana orang cenderung untuk tetap diam ketika mereka merasa bahwa pandangan mereka berada dalam minoritas. Model ini didasarkan pada tiga premis:
1.      Orang memiliki "quasi-organ statistik," keenam-rasa jika Anda akan yang memungkinkan mereka untuk mengetahui pendapat umum yang berlaku, bahkan tanpa akses ke jajak pendapat.
2.      Orang memiliki rasa takut isolasi dan mengetahui apa perilaku akan meningkatkan kemungkinan mereka terisolasi secara social.
3.      Orang yang enggan untuk mengekspresikan pandangan minoritas, terutama dari takut terisolasi.

Semakin dekat seseorang percaya pendapat diselenggarakan serupa dengan yang berlaku pendapat umum, semakin mereka bersedia untuk secara terbuka mengungkapkan pendapat di depan umum. Kemudian, jika perubahan sentimen publik, orang akan mengakui bahwa pendapat ini kurang mendukung dan akan kurang bersedia untuk mengekspresikan pendapat publik. Karena adanya pandangan bahwa jarak antara opini publik dan pendapat pribadi seseorang tumbuh, semakin tidak mungkin orang tersebut untuk mengungkapkan pendapat mereka.
Kajian Noelle-Neumann ini menitikberatkan peran opini dalam interaksi sosial. Sebagaimana kita ketahui, opini publik sebagai sebuah isu kontroversial akan berkembang pesat saat dikemukakan melalui media massa. Ini berarti opini publik orang-orang juga dibentuk, disusun dan dikurangi oleh peran media massa. Jadi ada kaitan erat antara opini dengan media massa. Opini yang berkembang dalam kelompok mayoritas dan kecenderungan seseorang untuk diam (sebagai basis dasar teori spiral kesunyian) karena dia berasal dari kelompok minoritas juga bisa dipengaruhi oleh isu-isu dari media massa.
            Teori spiral keheningan menyadarkan gagasan pada tiga asumsi dasar dan berdasarakan penjelasan mengenai opini publik sebagai latar belakangnya,yaitu :
  1. Asumsi pertama adalah masyarakat yang menyatakan bahwa memiliki kekuasaan terhadap pandangan yang menyimpang dan tidak ingin menyesuaikan pendapatnya dengan ancaman terisolasi. Spiral kesunyian disebabakan ada perasaan takut atau terkucil dari lingkungan yang berbeda pendapat. Teori ini bukan sekedar ikut ikutan atau berada pada pihak yang menang, tetapi berusaha untuk menghindari dari situasi yang teriolasi dari kelompok sosialnya.
  2. Asumsi kedua adalah bahwa perasaan khawatir akan terisolasi menyebabkan individu harus mengukur iklim pendapat sepanjang waktu. Teori spiral kebisuan memberikan argumentasi bahwa orang selalu bertindak sebagai penilai iklim opini publik orang mengetahui pendapat atau pandangan mana yang populer yang lebih banyak diterima dan pandangan mana tidak banyak diterima orang. Hal tersebut disebut dengann istilah kuasi statistik yaitu adanya perasaan yang cukup meyakinkan dalam diri seseorang bahwa suatu pendapat atau pandangan tertentu adalah yang paling banyak mendapat dukungan atau diterima, walaupun hal tersebut belum dapat dibukti secara ilmiah selain itu juga orang mempunyai kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap arah pembicaraan seseorang apakah mendukung atau menolak suatu pendapat.
  3. Asumsi tiga menyatakan bahwa evaluasi atas opini publik akan mempengaruhi pendapat dan perilaku masyarakat. Neolle-neumann percaya bahwa orang tidak suka mendiskusikan topik-topik yang tidak memiliki dukungan mayoritas. Teori ini juga menunjukan sifat yang tidak suka debat atau menghindari perdebatan. Kecuali terpakasa, orang biasanya tidak suka mengemukakan pribadinya kepada pendapat yang berbeda atau bertentangan dengan banyak pendapat. Namun demikian spiral keheningan menjadi faktor yang cukup dominan dalam menentukan apakan seseorang hendak menyatakan pendapatnya ataukan tidak, dan menurut beberapa reset, faktor spiral kebisuan ini memiliki pengaruh yang cukup besar.

KONSEP TEORI
Terdapat tiga konsep penting pada teori ini
1.    Opini Publik
Berbicara teori ini, kita tidak lepas dari apa yang namanya opini publik. Karena teori ini sangat kental dengan adanya opini publik.Opini publik itu adalah pendapat kelompok masyarakat atau sintesa dari pedapat dan diperoleh dari suatu diskusi sosial dari pihak-pihak yang memiliki kaitan kepentingan. Dari opini ini, spiral ini akan terlihat mana orang yang menganut minoritas dan mayoritas.
Dilihat dari pengertian Publik, 1). Publik diartikan terbuka untuk siapa saja. 2). Publik diartikan sebagai suatu yang menjadi perhatian atau suatu isu. 3). Publik diartikan sebagai sisi sosial psikologis seseorang. Sedangkan Opini diartikan sebagai pengungkapan dari suatu sikap. Kemudia opini publik merupakan sentimen kolektif pada suatu objek. Media seringkali menentukan subjek apa yang menarik khalayak, dan media seringkali membuat subjek tersebut menjadi kontroversi. Opini Publik merupakan dua kata yang signifikan yang saling melengkapi.
Noelle-Neumann menunjukan bahwa tiga karakteristik bergabung untuk menghasilkan dampak pada opini publik yang sangat kuat . Karakteristik tersebut antara lain:
· Kumulasi (cumulation) mengacu pada pembesaran tema-tema atau pesan-pesan tertentu secara perlahan-lahan dari waktu ke waktu.
  · Ubikuitas (ubiquity) mengacu pada kehadiran media massa yang tersebar luas.
   · Harmoni (consonance) mengacu pada gambaran tunggal dari sebuah kejadian atau isu yang dapat berkembang dan sering kali digunakan bersama oleh surat kabar, majalah, jaringan televisi, dan media lain yang berbeda-beda. Dampak harmoni adalah untuk mengatasi ekspor selektif, karena orang tidak dapat memilih pesan lain, dan untuk menyajikan kesan bahwa sebagian besar orang melihat isu dengan cara yang di sajikan media
                Pengujian menggunakan kereta api
Uji kereta api adalah penilaian mengenai sejauh mana orang akan mengemukakan opini mereka. Dalam Teori Spiral Keheningan mengatakan bahwa, orang dari dua sisi yang berbeda mengenai suatu isu akan bervariasi dalam kesediaan mereka untuk mengungkapan pandangan mereka ke publik. Uji kereta api ini mengungkapkan beberapa factor yang membantu menentukan apakah seseorang menyuarakan opini. Hal tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Pendukung dari opini yang dominan lebih bersedia untuk menyuarakan opini     dibandingkan mereka yang memiliki opini minoritas.
2.      Orang dari kota besar yang adalah pria yang berusai antara 45 dan 49 lebih bersedia menyuarkan pendapat.
3.      Orang akan lebih menyuarakan pendapat jika pendapat ini sesuai dengan keyakinan mereka dan juga sesuai dengan tren terkini dan semangat dari kelompok usianya.
4.      Terdapat berbagai cara untuk menyuarakan pendapat – misalnya menempelkan poster, stiker pada mobil dan mendistribusikan selebaran.
5.      Orang akan menyuarakan pendapat jika itu sejajar dengan pandangan masyarakat.
6.      Orang cenderung berbagi pendapat dengan mereka yang sepakat dibandingkan dengan mereka yang tidak sepakat.
7.      Orang mendapatkan kekuatan akan keyakinan melalui berbagai sumber, termasuk keluarga, teman, dan kenalan.
8.      Orang mungkin akan terlibat dalam ayunan menit terakhir / melompat ke sisi opini yang populer pada saat terakhir percakapan.

Uji kereta api telah membuktikan dirinya sebagai pendekatan yang menarik dalam mempelajari opini publik. Metode ini juga meyimulasikan perilaku publik ketika pemikiran yang berbeda muncul mengenai sebuah topik sehingga mereka yang bersedia untuk menyuarakan pendapat, terdapat kesempatan untuk menggoyahkan orang lain.
2.Hubungan dengan Media Massa
Media massa memainkan peran penting dalam spiral kesunyian karena media massa merupakan sumber yang diandalkan orang untuk menemukan distribusi opini publik. Media berfungsi menyebarluaskan opini publik yang menghasilkan pendapat atau pandangan yang dominan. Sementara individu dalam hal menyampaikan pandangannya akan bergantung pada pandangan yang dominan, sedangkan media pada gilirannya cenderung memberitakan pandangan yang terungkap dan karenanya spiral keheningan berlanjut. Noelle-meumann memaparkan bahwa media tidak memberikan interpretasi yang luas dan seimbang terhadap peristiwa sehingga masyarakat memiliki pandangan terhadap realita secara terbatas dan sempit.Media massa memiliki tiga sifat atau karakteristik yang berperan membentuk opini publik yaitu ubikuitas, kumulatif, dan konsonan
     Media massa dapat berpengaruh dalam spiral kesunyian dalam tiga cara:
·         Media massa membentuk kesan tentang opini yang dominan;
·         Media massa membentuk kesan tentang opini mana yang sedang meningkat; dan
·          Media massa membentuk kesan tentang opini mana yang dapat disampaikan di muka umum tanpa menjadi tersisih.
Noelle-Newman (1984) menyatakan bahwa kekuatan media massa diperoleh dari:
·      kehadirannya di mana-mana (ubiquity)
·       pengulangan pesan yang sama dalam suatu waktu (kumulasi)(
·       konsensus (konsonan) tentang nilai-nilai kiri di antara mereka yang bekerja dalam media massa, yang kemudian direfleksikan dalam isi media massa
Media massa memiliki tiga karakteristik yang berperan membentuk opini publik :
·           Sifat ubikuitas mengacu pada fakta bahwa media merupakan sumber informasi yang sangat luas karena terdapat dimana saja. Dengan kata lain kepercayan bahwa media terdapat dimana-mana. Karna media dimana-mana maka menjadi instrumen penting, diandalkan dan selalu tersedia ketika pulik membutuhkan informasi. Yang dilihat dari pandangan publik terdapat dimana- mana
·            Sifat komulatif mengacu pada proses media yang selalu mengulang-ulang apa yang disampaikannya. Pengulangan terjadi disepanjang program,pada satu media tertentu maupun media yang lainnya dan baik yang sejenis maupun tidak.
·           Sifat konsonan mengacu pada kesamaan kepercayaan, sikap dan nilai-nilai yang dianut media massa. Neolle-neuman menyatakan konsonan dihasilkan berdasarkan kecenderungan media untuk menegaskan atau melakukan konfirmasi terhadap pemikiran dan pendapat mereka sendiri, dan menjadikan pemikiran dan pendapat itu seolah-olah berasal dari masyarakat
Dari ketiga karakteristik itu memberikan pengaruh besar pada opini publik. Media massa yang mengkontribusikan terhadap munculnya spiral keheningan dan media massa lah memiliki kemampuan untuk menentukan dan menyebarluaskan pandangan – pandangan yang dinilai lebih dapat diterima secara umum. Dalam situasi demikian yang akan terjadi kemudian adalah pewawancara yang akan berakhir denngan posisi menang kalah bagi salah satu pihak. Phak kalah akan mengakui posisi atau pendapat yang menang atau memiliih diam. Pada akhirnya, teori spiral kebisuan akan terus diperbincangkan dianatara para ahli tentang media, kita hidup dalam dunia yang dipenuhi berbagai kepentingan dimana media memiliki peran besar didalamnya.mengemukakan pandangan mayoritas ataukah minoritas secara terbuka terhadap satu isu.             
             Alasan Mengapa Kelompok Minoritas Memilih Diam Dalam Mayoritas

             Hard core
Para hard core merupakan kaum minoritas dari opini publik yang tadinya diam namun berusaha mencoba bangkit untuk menentang opini publik yang diyakini kaum mayoritas. Mereka berusah membalikkan atau mengubah opini publik yang sebelumnya terbentuk. Mereka bisa juga disebut sebagai para penyimpang yang berusaha menentang cara berfikir yang dominan dan siap langsung mengonfrontasi siapapun yang menghalangi mereka.
Para hardcore adalah kaum minoritas pada ujung akhir spiral keheninga yang menentang ancaman akan isolasi . mereka yang selalu menentang arus utama, apapun konsekuensinya.
Munculnya hardcore dari kaum minoritas yang bersedia menentang tren mencoba bersuara untuk mendidik publik lewat media, dan lama-kelamaan orang-orang terpengaruh dan mengambil sudut pandang mereka. Dalam hal ini para hardcore sangat penting mengubah opini publik mayoritas               
Alasan sederhana dalam kasus ini adalah adanya keinginan manusia untuk dapat hidup bersosialiasi dengan masyarakat. Manusia mempunyai kebutuhan mendasar sebagai makhluk sosial yang butuh interaksi dengan sesamanya.Apabila dalam kelompok masyarakat, seseorang kemudian tidak menyetujui opini mayoritas yang ada, bukan tidak mungkin individu tersebut akan terisolasi. Orang tersebut akan dianggap aneh, pemberontak dan tidak mengikuti keinginan masyarakat pada umumnya. Mereka kemudian akan dianggap sebagai kalompok yang tidak mengenal kelompoknya sendiri. Terlebih lagi, dampak jangka panjangnya, mereka tidak akan diterima oleh masyarakat.

Kelemahan dan Kritik Atas Teori Spiral Of Silence
  1. Noelle-Neumann (1984) sendiri sebagai perumus teori Spiral Of Silence mengatakan bahwa teori ini hanya berlaku secara situasional dan kontekstual, yakni hanya sekitar permasalahan pendapat dan pandangan pada kelompok. Dan, teori ini tidak memiliki pengaruh bagi orang-orang yang dikenal sebagai avant garde dan hard core. Yang dimaksud dengan avant garde di sini ialah orang-orang yang merasa bahwa posisi mereka akan semakin kuat biasanya para intelektual, artis, opinion leader, atau visioner, sedangkan orang-orang yang termasuk ke dalam kelompok hard core ialah mereka yang selalu menentang, apa pun konsekuensinya.
2.      Sebagai sebuah teori yang ilmiah, Spiral Of Silence yang dikemukakan oleh Neumann memiliki kelemahan karena formulasi teorinya tidak lengkap, dan konsep-konsep utamanya tidak dijelaskan dengan memadai. Di samping itu, spiral kebisuan, sebagai teori opini publik, dikelompokkan bersama perspektifnya yang lain tentang masyarakat dan media massa. Di pihak lain, spiral kebisuan ini memperlakukan opini publik sebagai suatu proses dan bukan sebagai sesuatu yang statis. Perspektif itu juga memperhatikan dinamika produksi media dengan pembentukan opini publik (Glynn dan McLeod, 1985; Katz, 1981; Salmon dan Kline, 1983).

3.      Teori Spiral Kesunyian dari Charles Salmon dan F. Gerald Kline (1985) adalah bahwa teori gagal membahas keterlibatan ego sesorang dalam sebuah isu. Terkadang, orang mungkin bersedia untuk berbicara karena ego mereka ikut terlibat di dalam topik. Seseorang akan menghindari topik yang berkonflik dengan pandangan mereka sendiri. Caroll Glyn dan Jack McLeod (1985) melihat bahwa ada kekurangan yang berkaitan dengan konsistensi logis dari teori ini. Pertama, mereka percaya bahwa rasa takut akan isolasi mungkin tidak akan memotivasi orang untuk mengemukakan opini mereka. Mereka mengkritik bahwa Noelle-Neuman tidak secara empirs menguji asumsinya bahwa rasa takut akan isolasi mengahalangi orang untuk berbicara. Kedua, mereka beragurmen bahwa Noelle-Neuman tidak mengakui adanya pengaruh komunitas seseorang dan kelompok referensi terhadap seseorang. Neuman terlalu banyak berfokus pada media 

Sumber:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar